Jumat, 17 Mei 2013

Inilah sambungan novel yang beberapa waktu lalu.



Dengan kuterimanya kontrak kerja ini berarti untuk beberapa lama aku tidak akan pulang ke Indonesia, dan pastinya aku harus meminta izain dari orang tuaku. Segera kupakai tellphon satelit yang ada di sana untuk menelphon orang tuaku, “Halo, ayah… ini Lucky!” sapaku hangat, “Lucky, kamu sudah sampai di Sidney?” tanya ayah. “iya, begini yah… aku mendapat kontrak kerja dengan professor yang ada si sini..!!” “lau…?” “artinya Lucky harus tinggal di sini…!!”. Ayah terdiam sejenak, “tidak! Harus tetap pulang ke Indonesia!” perintah ayah. “tapi yah…”, “gak ada tapi-tapian. Pokonya kalau urusanmu sudah selesai kamu harus tetap pulang!”, tuuuuttuuut…….. tellphon terputus. “bagai mana?” tanya prof. Mcgonall, aku hanya menggelengkan kepalaku, “kita tunda saja kerjasama ini sampai tiba waktunya” ujar prof. Mcgonall.
Indonesia, may 23th 2013
Hari-demi hari berlalu, sekarang aktifitasku sehari-hari adalah menjadi dosen di salah satu unifersitas terkenal di kotaku. “em, mr. lucky, apa yang dimaksud dengan hemoglobin?” tanya salah satu mahasiswi yang duduk di depanku. “hemoglobin adalah hasil pembentukan ferum ata…” tiba-tiba dadaku terasa sangat sakit dan akhirnya aku jatuh pingsan. Saat terbangun aku sudah berada di ruangan perawatan rumah sakit, “eh, Mister sudah bangun?” sapa suster yang berjaga di situ. “em, saya kenapa sus?” tanyaku sambil berusaha bersandar tempat tidur, “Mister pingsan saat sedang mengajar!” jawab suster sambil beranjak  keluar ruangan. Tiba-tiba ayah dan ibuku masuk kekamarku “kamu sudah enakan sayang?” tanya ibu sambil megelus lembut rambut pirangku, aku hanya mengangguk pelan, “tunggu sebentar ya sayang, ayah mau menemui dokter dulu” perintah ayah. Karna menurut dokter aku sudah pulih lagi aku diperbolehkan pulang oleh dokter, tapi kenapa wajah ibu dan ayah terlihat sangat sedih setelah bertemu dokter tadi?. Hari-hari berlalu rasa sakit di dadaku makin sering muncul memang aku mempunyai obatnya tapi obat itu hanya mengurangi sedikit rasa sakit yang aku rasakan dan setiap kali aku menanyakan penyakitku kepada ayah, ayah selalu menjawab “belum waktunya kamu tahu!”.
Seperti sore-sore bisanya aku membersihkan ruangan kerja ayah, saat sedang membersihkan rak-rak buku tiba-tiba ada kertas yang terjatuh. Saat ku baca ternyata itu adalah surat dokter dan itu adalah surat tentang pemeriksaanku beberapa hari lalu, dan tertera di kertas itu aku mengidap kangker jantung yang sudah sangat keritis.
Bersambung lagi gan....

Tidak ada komentar: